
Badung, WartaGlobalBali.Id – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali menyelenggarakan Dialog Kerukunan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat pada Rabu, 15 Oktober 2025. Acara yang berlangsung di GKPB Yudea Padang Luwih, Dalung, Kabupaten Badung ini berhasil menghimpun sekitar 75 tokoh dari berbagai latar belakang agama dan adat, menegaskan komitmen bersama untuk menjaga kedamaian dan keharmonisan di Pulau Dewata.
Dialog yang dimulai pukul 10.00 WITA ini dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang (Kabid) Ketahanan Ekonomi, Sosial Budaya, Agama, dan Ormas pada Badan Kesbangpol Kabupaten Badung, Ibu Ni Putu Eka Rastuti, SSTP, MH. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya peran aktif para tokoh sebagai penjaga nilai-nilai toleransi di tengah masyarakat.

“Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempererat hubungan dan memperkuat semangat kebersamaan antarumat beragama agar senantiasa hidup berdampingan secara harmonis dan damai,” ujar Ibu Eka, menggarisbawahi esensi dari pertemuan tersebut.
Ruang utama GKPB Yudea, yang digembalakan oleh Pdt. Gede Victor Hernada Hampatra, S.Si., menjadi saksi bisu terjalinnya komunikasi yang hangat dan konstruktif. Para peserta yang terdiri dari tokoh agama Hindu, Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Konghucu dan perwakilan tokoh adat, duduk bersama untuk berdiskusi dan bertukar pikiran.
Inti dari dialog ini adalah diskusi terbuka di mana para peserta saling berbagi pandangan mengenai pentingnya toleransi, saling menghormati, dan menjaga persaudaraan lintas agama. Suasana dialog berlangsung cair dan penuh kekeluargaan, mencerminkan kehidupan masyarakat Bali yang telah lama dikenal dengan kerukunannya.

“Kita tidak boleh terpancing oleh isu-isu yang dapat memecah belah. Persatuan dalam perbedaan adalah kekuatan kita yang sesungguhnya,” tutur salah satu tokoh agama yang hadir, mewakili suara mayoritas peserta.
Pdt. I Gede Victor Hernada Hampatra, selaku tuan rumah, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan bahwa gereja selalu terbuka untuk menjadi ruang bagi upaya-upaya memupuk persaudaraan sejati antarumat beragama.
“Rumah ibadah adalah simbol kedamaian. Hari ini, GKPB Yudea bukan hanya menjadi rumah bagi jemaat, tetapi juga menjadi rumah bagi seluruh umat beragama untuk bersama-sama merajut kerukunan,” ucap Pdt. Gede Victor.
Kegiatan yang berlangsung hingga siang hari ini ditutup dengan kesepakatan bersama untuk terus menjalin komunikasi dan sinergi. Para tokoh berkomitmen untuk menjadi agen perdamaian di masing-masing wilayah dan komunitas, menyebarkan semangat toleransi yang telah diperkuat dalam dialog ini.
Keberhasilan acara ini diharapkan dapat menjadi model dan inspirasi bagi daerah-daerah lain di Bali, memperkuat fondasi kerukunan yang telah dibangun selama ini demi terwujudnya Bali yang damai, harmonis, dan bermartabat. (MCB)
KALI DIBACA