
MOJOKERTO, Warta global Bali.Id,
4 Desember 2025 – Rombongan spiritual MANGGALA TAKSU AGUNG berhasil menyelenggarakan serangkaian kegiatan adat dan spiritual yang khidmat di Pura Sasana Bhina Yoga, Desa Sumber Tanggul, Kecamatan Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur, pada hari ini. Kegiatan utama yang digelar meliputi Piodalan (upacara hari jadi pura) yang diintegrasikan dengan Nyurud Ayu Upacara Potong Gigi (Metatah) Masal.
Dipimpin langsung oleh Ibu Jro Sinar dan Kakyang Mangku Pasek Swastika, acara ini juga menghadirkan Jro Gede Widhi, seorang tokoh spiritual asal Desa Blahkiuh, Abiansemal, Badung, Bali, yang juga merupakan salah satu pendiri MANGGALA TAKSU AGUNG, sebagai pemandu upacara.

Perjalanan Tirta Yatra: Menelusuri Jejak Spiritual Jawa Timur
Sebelum puncak acara, rombongan telah memulai perjalanan spiritual sejak Selasa sore, 2 Desember 2025. Mereka menempuh perjalanan darat dari Bali selama kurang lebih 8 jam yang diisi dengan Tirta Yatra (ziarah air suci) ke beberapa situs spiritual bersejarah di Jawa Timur, di antaranya:
1. Patirtaan Jolotundo, tempat pemandian suci peninggalan era Airlangga.
2. Pura Medang Kemulan, pura yang erat kaitannya dengan leluhur dan penciptaan.
3. Pura Upas Trowulan, yang berlokasi di kawasan ibu kota Majapahit.
“Perjalanan ini bukan sekadar mobilitas fisik, tetapi penegasan komitmen MANGGALA TAKSU AGUNG dalam menghubungkan dan menghidupkan simpul-simpul spiritual di Nusantara. Ini selaras dengan semangat Pangerestiti Jagat (penjaga ketertiban dunia) yang kami emban,” ujar Ibu Jro Sinar dalam sambutannya.

Sinergi dengan Komunitas Lokal dalam Ritual Penyempurnaan Diri
Upacara Metatah Masal yang dipuput oleh dua orang Sulinggih dari MANGGALA TAKSU AGUNG menjadi highlight kegiatan serta Ida Romo Pandita E.D.P.K dari Sidoarjo yang ikut serta muput Piodalan. Ritual potong gigi ini dalam keyakinan Hindu Bali memiliki makna mendalam sebagai proses penyucian diri dari enam sifat buruk (Sad Ripu), seperti hawa nafsu dan kemarahan, menuju kesempurnaan hidup secara fisik dan spiritual.
Kegiatan ini terlaksana berkat sinergi erat antara MANGGALA TAKSU AGUNG dan komunitas Hindu setempat di Mojokerto, menunjukkan harmonisasi dalam pelestarian adat.
Sebagai bentuk dukungan dan motivasi berkelanjutan, Kakyang Mangku Pasek Swastika secara simbolis menyerahkan Buku Saku Tata Cara Sembahyang Sehari-hari secara gratis kepada seluruh peserta Metatah masal.
“Buku saku ini kami harap dapat menjadi panduan praktis bagi umat sedharma di tanah Jawa. Tujuannya agar mereka semakin percaya diri menjalankan identitas sebagai umat Hindu dan terdorong untuk mendalami tata cara beribadah dengan lebih baik dan sempurna,” jelas Mangku Pasek Swastika.

Semangat Bergerak Bersama untuk Nusantara
Di akhir acara, seluruh rombongan dan peserta berfoto bersama di depan struktur suci di lokasi pura, membentangkan spanduk bertuliskan “MANGGALA TAKSU AGUNG Pangerestiti Jagat - Bergerak Bersama Untuk Nusantara”. Gambar ini merefleksikan semangat persatuan, pelestarian budaya, dan dedikasi untuk terus melayani masyarakat secara nyata.
“Kegiatan hari ini adalah wujud konkret dari pengembanan misi MANGGALA TAKSU AGUNG dalam membantu masyarakat Nusantara mencapai kesempurnaan hidup. Melalui sinergi dengan komunitas lokal, kami berharap Taksu Agung (energi spiritual dan keagungan) dapat menyebar luas dan memberikan manfaat bagi semua umat manusia,” tutup Ibu Jro Sinar.
Kegiatan ini ditutup dengan suasana penuh kehangatan dan kebahagiaan, mengukuhkan kembali tali persaudaraan antara masyarakat Hindu Bali dan Jawa Timur. (MCB)
KALI DIBACA

