Bocor Alus Dibalik Penghargaan Oktovianus Logan, Wartawan Butuh Berani Bukan Nekad Jadi Konyol - WARTA GLOBAL BALI

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Bocor Alus Dibalik Penghargaan Oktovianus Logan, Wartawan Butuh Berani Bukan Nekad Jadi Konyol

Thursday 7 March 2024


Bali WartaGlobal. Id
Wartawan tidak cukup hanya berani saja
dalam hal ini tugas selalu ada resiko serta dampaknya. 
Dengan begitu kita juga tidak jadi konyol. 

Lima wartawan Tempo, yang setiap minggu siaran podcast "Bocor Alus" serta meliput dengan kritis berbagai usaha Presiden Joko Widodo konsolidasi kekuasaan, meraih Penghargaan Oktovianus Pogau dari Yayasan Pantau untuk keberanian dalam jurnalisme.

Yayasan Pantau menilai Egi Adyatama, Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Donggoran, Raymundus Rikang, dan Stefanus Pramono, sebagai wartawan media cetak, berani masuk ke media siaran guna menerangkan berbagai manuver hukum dan politik dari Istana Merdeka.

Nama Oktovianus Pogau, diambil dari nama seorang wartawan Papua, lahir pada tahun 1992 di Sugapa kini ibu kota Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Pogau meninggal usia 23 tahun pada 31 Januari 2016 di Jayapura. Penghargaan ini diberikan setiap tahun guna mengenang keberanian Pogau.

Pada Oktober 2011, Pogau melaporkan kekerasan terhadap ratusan orang asli Papua ketika berlangsung Kongres Papua III di Jayapura. Dia merekam suara tembakan. Tiga orang Papua meninggal




dan lima orang dipenjara dengan vonis makar. Kegelisahan karena tak banyak media Indonesia memberitakan pelanggaran tersebut mendorong Pogau bikin Suara Papua pada 10 Desember 2011.

Juri Penghargaan Pogau terdiri dari Andreas Harsono (Jakarta), Alexander Mering (Pontianak, Bogor), Coen Husain Pontoh (New York, Bolaang Mongondow), Made Ali (Pekanbaru), dan Yuliana Lantipo (Jayapura).
Netti/*

Sumber, Tempo Akun sosmed




KALI DIBACA