Bali Warta Global . id
Bandung, Indonesia
Di tengah deru konflik yang tak kunjung reda di Gaza, Palestina, seorang pemuda bernama Mohammed AS Algoul, S.T., M.T. membuktikan bahwa api semangat untuk belajar tidak akan pernah padam meski diterpa badai kesulitan. Saat ini, Mohammed tengah menempuh studi doktoral di bidang Teknik Sipil di Institut Teknologi Bandung (ITB), salah satu lembaga pendidikan teknik terkemuka di Asia.
Berasal dari tanah yang penuh luka dan keterbatasan, perjalanan Mohammed menuju dunia akademik bukanlah sesuatu yang mudah. Gaza, yang terus-menerus mengalami blokade dan kehancuran, menjadi saksi bisu atas mimpi-mimpi besar yang harus diperjuangkan dengan keras. Dalam situasi tersebut, Mohammed tumbuh dengan keyakinan bahwa ilmu pengetahuan adalah senjata paling ampuh untuk memperjuangkan hak dan masa depan rakyat Palestina.
“Saya meninggalkan Gaza bukan karena menyerah, tetapi karena cinta terhadap ilmu,” ungkap Mohammed dalam salah satu kesempatan wawancara.
Keputusan untuk meninggalkan keluarga, tanah air, dan semua yang dikenalnya, demi menuntut ilmu di negeri yang jauh, merupakan bentuk pengorbanan besar yang tidak semua orang mampu jalani.
Di Indonesia, Mohammed tidak hanya beradaptasi dengan budaya baru, tetapi juga menorehkan prestasi akademik yang mengesankan. Dengan tekun ia menekuni bidang spesialisasinya dalam teknik sipil, khususnya fokus pada tantangan rekonstruksi dan pengelolaan puing-puing bangunan pascakonflik — sebuah topik yang berakar dalam pada realitas yang ia alami di Gaza.
Dedikasi dan semangat Mohammed menjadi cerminan nyata dari wajah rakyat Palestina:
• Sebuah wajah yang penuh ketabahan,
• Wajah yang tetap berharap meski diterpa penderitaan,
• Dan wajah yang percaya bahwa pendidikan adalah cahaya yang akan menerangi masa depan bangsa mereka.
Perjuangannya juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa banyak mahasiswa Palestina di seluruh dunia membawa nama negaranya dengan penuh kehormatan. Mereka bukan sekadar “pengungsi” yang mencari tempat berlindung, melainkan pejuang ilmu pengetahuan yang memperjuangkan martabat bangsanya melalui kecerdasan, kerja keras, dan komitmen terhadap perubahan.
Mohammed AS Algoul kini menjadi bagian dari komunitas akademik ITB yang membanggakan. Ia membawa bersamanya harapan besar, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Gaza, untuk Palestina, dan untuk dunia yang lebih adil.
Dengan kisah hidupnya, ia mengajarkan bahwa:
“Keterbatasan bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan luar biasa menuju perubahan.”
Semoga kisah perjuangan Mohammed menjadi inspirasi bagi generasi muda di mana pun, untuk terus bermimpi, berusaha, dan berkontribusi bagi dunia yang lebih baik.
Mohammed Algoul meninggalkan reruntuhan Gaza bukan untuk mencari kenyamanan, melainkan untuk mengejar cahaya.
Di Institut Teknologi Bandung (ITB), ia mengukir namanya dengan pena ketekunan di dunia baru, membawa mimpinya dan mimpi bangsanya di dalam hatinya.
Mohammed mengajarkan kita bahwa seorang Palestina tidak pernah meninggalkan tanah airnya, melainkan membawanya di dalam dadanya ke mana pun ia pergi; dan bahwa senjata pertama adalah buku, serta kemenangan terbesar adalah ilmu pengetahuan.
#Gaza #Palestina #PendidikanAdalahPerlawanan
KALI DIBACA