119 Tahun Puputan Badung Bhakti Sosial Donor Darah dan Berbagi Kasih di Puri Agung Pemecutan - Warta Global Bali

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Pendaftaran Jurnalis

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

119 Tahun Puputan Badung Bhakti Sosial Donor Darah dan Berbagi Kasih di Puri Agung Pemecutan

Saturday, 13 September 2025


Foto: Bhakti Sosial Donor Darah dengan Puri Agung Pemecutan dalam Peringatan ke 119 Puputan Badung 
WartaGlobalBali.Id | DENPASAR – Semangat heroik Puputan Badung yang bergema 119 tahun silam kembali dihidupkan dalam wujud nyata bakti sosial dan kepedulian pada sesama. Peringatan ke-119 Puputan Badung yang berpusat di Puri Agung Pemecutan, Denpasar, pada Minggu (14/9/2025), tidak hanya diisi dengan renungan sejarah, tetapi juga aksi solidaritas bagi warga yang terdampak banjir bandang dan kegiatan donor darah untuk kemanusiaan.

Acara bertajuk “Bhakti Sosial Donor Darah: Setetes Darah Pahlawan Demi Kedaulatan, Setetes Darah Kita Untuk Kemanusiaan” ini berhasil mengumpulkan bantuan spontan (tali kasih) yang disalurkan kepada 43 Kepala Keluarga (KK) dari tiga kelompok yang paling merasakan dampak musibah baru-baru ini, yaitu Pedagang Pasar Badung, Warga Perumahan di Suci dan sekitarnya, serta Warga Wangaya.

Foto :(kanan) Ketua Panitia , Dr. Anak Agung Kompiang Gede, S.H., M.H., C.Med dan (kiri) Penglingsir (pemimpin) Puri Agung Pemecutan, Ida Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga,
Refleksi Nilai Luhur dalam Aksi Nyata

Acara yang digelar sejak pukul 08.00 Wita ini dibuka dengan senam bersama yang diikuti antusias oleh teruna-teruni (pemuda-pemudi) setempat, mencerminkan semangat kebersamaan dan kesehatan.

Ketua Panitia, Dr. Anak Agung Kompiang Gede, S.H., M.H., C.Med., atau yang akrab disapa AA Kompiang Gede, menekankan bahwa esensi peringatan ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme kepada generasi muda.

“Peringatan Puputan Badung ke-119 ini kami harap dapat menumbuhkan rasa patriotisme pada generasi muda dan memperjuangkan nilai-nilai semangat para pejuang terdahulu,” ujarnya saat diwawancarai media.

Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa interpretasi semangat perjuangan di era modern ini telah bergeser. “Semangat perjuangan saat ini diinterpretasikan bukan untuk berperang secara fisik, melainkan untuk memerangi kemiskinan dan memajukan pendidikan. Hal ini sebagai upaya mengisi nilai-nilai kemerdekaan yang telah diraih lebih dari satu abad,” tegasnya.

Momentum peringatan kali ini juga tidak terlepas dari musibah banjir bandang yang melanda Denpasar pada 10 September lalu. Kompiang Gede, yang juga merupakan bagian dari keluarga besar Puri Agung Pemecutan, menyerukan pentingnya introspeksi diri bersama pascamusibah, khususnya yang melanda area pasar.

Foto: Pemberian Piagam Penghargaan atas Kepedulian Sosial Kemanusiaan kepada Puri Agung Pemecutan 
Revitalisasi Tradisi dan Kepedulian Sosial

Penglingsir (pemimpin) Puri Agung Pemecutan, Ida Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, mengungkapkan sejarah panjang di balik perayaan ini. Ia menceritakan bahwa peringatan Puputan Badung sempat terhenti akibat pemisahan administratif antara Pemerintah Daerah Badung menjadi Kabupaten Badung dan Kota Denpasar.

“Kini, sebagai pewaris, kami berupaya melaksanakannya kembali, dan ini merupakan tahun kelima dengan harapan Pemerintah Kota Denpasar siap melaksanakannya setiap tahun,” harapnya.

Lebih lanjut, Ida Anak Agung menyoroti respons cepat pihaknya terhadap musibah banjir yang melanda seluruh Bali. Penyelenggara telah mengumpulkan dan menyalurkan sumbangan kepada warga yang terdampak, menunjukkan komitmen kepedulian sosial yang selaras dengan jiwa Puputan Badung.

“Tiga organisasi besar—Pesemetonan Arya Damar Kenceng Nusantara, Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI) Kota Denpasar, dan Forum Generasi Muda Puputan Badung—berkolaborasi dengan harapan dapat membentuk 'Posko' di Denpasar yang berpusat di Puri Agung Pemecutan,” jelasnya.

Inisiatif pembentukan posko ini, lanjutnya, dilandasi oleh jiwa dan semangat Puputan Badung yang membela kebenaran, jiwa kesatria, dan semangat pengorbanan, termasuk pelaksanaan donor darah pada hari itu.
Foto: Pembagian Tali Kasih kepada warga yang terdampak pasca Banjir Bandang 
Solidaritas Tanpa Batas

Semangat kebersamaan dan solidaritas tersebut terwujud nyata dalam kegiatan donor darah yang didukung penuh oleh empat komunitas sponsor: Pesemetonan Arya Damar Kenceng Nusantara, PDDI Kota Denpasar, Forum Generasi Muda Puputan Badung, dan Keluarga Besar Puri Agung Pemecutan.

Kehadiran Anak Agung Ngurah Agung (Turah Mangku) yang turut serta dalam donor darah menjadi simbol partisipasi aktif keluarga puri dalam setiap kegiatan sosial. Acara ini juga memperlihatkan eratnya persaudaraan antara umat Hindu dan Muslim di Bali, menegaskan bahwa semangat Puputan adalah semangat persatuan untuk kemanusiaan.

Peringatan Puputan Badung ke-119 ini akhirnya berhasil mentransformasikan nilai-nilai heroik masa lalu menjadi sebuah gerakan kontemporer yang penuh makna; dari donor darah yang menyelamatkan nyawa, bantuan untuk yang tertimpa musibah, hingga edukasi bagi generasi muda, membuktikan bahwa semangat “puputan” (berjuang hingga tetes darah terakhir) kini berarti berjuang tanpa henti untuk membangun kemanusiaan dan masyarakat yang lebih baik.
(MCB/WartaGlobalBali.Id)

KALI DIBACA