

Bali 22/11/2025, WartaGlobal. Id
Sebuah insiden tragis mengguncang Clandestino Hostel di Canggu, Bali, setelah makan malam komunal pada 31 Agustus 2025 yang diikuti para tamu hostel berujung pada kematian seorang wisatawan asal China, Deqing Zhuoga (25), dan puluhan lainnya yang dirawat akibat gejala keracunan gastrointestinal. Enam turis asing lainnya juga mengalami gejala serupa dan mendapat perawatan intensif di rumah sakit.Deqing Zhuoga ditemukan meninggal dunia di kamar penginapannya setelah muntah hebat dan menggigil sejak malam sebelumnya.
Penyebab kematiannya diduga akibat gastroenteritis akut dan syok hipovolemik setelah keracunan makanan dan pestisida. Teman sekamar korban, Leila Li, mengaku mengalami kondisi kritis serupa dan menjalani perawatan intensif selama lima hari di ICU. "Dokter saya memastikan bahwa saya mengalami keracunan pestisida dan keracunan makanan.
Saya tiga kali pergi ke pusat medis dan kondisi saya sempat membaik, tapi gejalanya muncul lagi setiap kali saya beristirahat," kata Li.Leila Li juga mengkritik keras sikap pengelola hostel yang dianggap sangat acuh tak acuh terhadap kondisi tamu yang keracunan.
Dia menyebut pihak hostel tidak memberikan penjelasan yang memadai, malah menagih biaya tempat tidur saat Li dalam perawatan intensif. "Hostel lebih khawatir kehilangan pemesanan daripada kesejahteraan tamu," ujarnya.
Pola ini menimbulkan kemarahan dan kekecewaan, terutama karena pihak hostel tidak menutup tempat tersebut meski sudah terjadi kematian dan keracunan massal, bahkan tamu baru masih terus melakukan check-in di hari yang sama.
Pihak berwenang Bali telah melakukan penyelidikan menyeluruh, mengumpulkan keterangan saksi, rekam jejak makanan, dan kondisi lingkungan hostel untuk mengungkap penyebab pasti.
Polisi Badung mencatat seluruh bukti masih dikaji sebelum mengambil langkah hukum. Namun warga dan pengunjung mengharapkan tindakan tegas demi menjaga keselamatan wisatawan dan reputasi pariwisata Bali.
Insiden ini menjadi peringatan keras bagi seluruh pelaku industri pariwisata di Bali agar tidak mengabaikan standar kesehatan dan keselamatan demi meraih keuntungan semata. Keselamatan pengunjung harus menjadi prioritas utama dalam setiap layanan.
KALI DIBACA

