Save Papua!!! 5000 Media Pers Independent Kawal Papua, Disinyalir POLRI Dan TNI Menelan Biji Kedondong - WARTA GLOBAL BALI

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Save Papua!!! 5000 Media Pers Independent Kawal Papua, Disinyalir POLRI Dan TNI Menelan Biji Kedondong

Friday 29 December 2023

Sentani, WARTAGLOBAL.id Kedatangan jenazah mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe, ke Sentani pada Kamis (28/12/2023), menyulut kemarahan pecinta Enembe dan berujung pada kericuhan yang menggemparkan wilayah Sentani, Abe, Waena, yang berbatasan dengan Jayapura, ibu kota Papua. Sebanyak puluhan orang dilaporkan terluka, dan puluhan bangunan menjadi korban pembakaran, menciptakan suasana mencekam di sekitar wilayah tersebut.

Tragedi kematian Lukas Enembe menyisakan awan hitam di Indonesia, memicu reaksi tegas dari Jurnalis Indonesia Bersama 5000 Media Pers Independent. Mereka bersikeras mengawal kebenaran, menyoroti ketidakadilan hukum, dan mengecam eksploitasi kebebasan di wilayah Papua sesuai dengan UUD 1945.


Menurut Pasal 27 UUD 1945, warga negara berhak menyuarakan pendapat mereka, dan tuntutan akan keterbukaan publik yang sebenarnya menjadi sorotan. Ironisnya, kasus Papua masih menjadi persoalan tak terselesaikan, meskipun telah terjadi pergantian kepemimpinan sejumlah kali.

Dalam pernyataan mereka, awak Media Pers merasa miris dan bertanggung jawab terkait profesi mereka. Mereka menyoroti kurangnya keterlibatan pemerintah dalam memberikan informasi yang valid terkait situasi di Papua, menciptakan ketidakjelasan dan meninggalkan pertanyaan publik belum terjawab.

Papua, terutama wilayah pegunungan, yang kini terpecah menjadi beberapa provinsi, diketahui memiliki kekayaan alam melimpah. Namun, ironisnya, Indeks Pembangunan Manusia di wilayah tersebut tercatat sebagai salah satu yang paling rendah, menunjukkan ketidaksetaraan dalam akses pendidikan dan kesehatan dibandingkan dengan wilayah-wilayah pesisir.

Masyarakat Indonesia tidak menutup mata terhadap ketidakpuasan di wilayah Papua pegunungan, yang diakar pada ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat. Kelompok separatis bersenjata masih aktif, dan rekrutmen anggota kelompok tersebut terus berlanjut.


Pujian dan teriakan dari pecinta Enembe mencerminkan rasa hormat terhadap tokoh yang telah tiada, namun juga mengekspresikan ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat. Aktivis di Jayapura menegaskan bahwa kericuhan tidak semata-mata dipicu fanatisme, namun juga oleh persepsi ketidakadilan yang masih beredar di Papua, terutama di wilayah pegunungan.

Salam Satu Pena dari 5000 Media Pers Independent menyuarakan komitmen untuk mengawal kebenaran dan perdamaian di Papua. Mereka siap menjalankan peran sebagai penjaga informasi yang akurat dan berkomitmen untuk menyoroti isu-isu penting di wilayah tersebut.

*Reporter: Netti/*

KALI DIBACA