Bali WartaGlobal. I'd,
Lahir 1 Desember 1893 - 23 April 1968 beliau merupakan Sultan ke - 12 atau Sultan terakhir dari Kasultanan Siak. la dinobatkan sebagai sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden Belanda untuk berdirinya Pemerintahan Republik Indonesia, bukan hanya itu beliau juga menyerahkan hampir semua hartanya bahkan memberikan Istana dan mahkota kasultanan siak kepada pemerintah indonesia untuk menyokong berdirinya Negara Republik Indonesia, penyerahan ini dilakukan sebelum mengungsi ke Aceh karena adanya ancaman dari Belanda dan para sekutunya kepada Sultan Syarif Kasim Il akibat dirinya dan para tokoh tokoh di Riau berikrar untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dalam rapat umum pembentukan badan-badan
perjuangan pada tanggal 28 November 1945, Sultan Syarif Kasim II sendiri yang mengirim telegram kepada Presiden Soekarno dengan menyatakan ketersediaannya dalam mendukung NKRI.
Bahkan tidak hanya suaminya saja
yang mendukung dalam pergerakan
Kemerdekaan Indonesia istrinya
permaisuri Tengku Agung Latifah Syarifah yang disunting Sultan Syarif Kasim II pada 27 Oktober 1912 beliau menggagas sekolah khusus perempuan yang bernama Latifah School beliau mendirikan sekolah ini dengan harapan bisa mendidik anak-anak perempuan dan remaja putri agar memiliki keterampilan yang lebih baik supaya kelak mereka bisa berguna untuk kemajuan Siak. Lembaga pendidikan kedua yang terealisasi atas andil Syarifah Latifah adalah Madrasatun Nisa atau Madrasah An-Nisa. Resmi dibuka pada awal 1929, Madrasah An-Nisa merupakan sekolah agama untuk perempuan yang pertama berdiri di Riau. Madrasah ini juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum.
Beberapa pekan setelah Madrasah An-Nisa diresmikan, Syarifah Latifah meninggal dunia, tepatnya 3 Maret 1929.
Sultan Syarif Kasim II kemudian menikahi adik mendiang istrinya itu yang bernama Tengku Syarifah Fadlun pada 6 Juni 1930. Tengku Syarifah Fadlun, bergelar Tengku Maharatu, melanjutkan kiprah sang kakak.selain mengelola dua sekolah Syarifah Latifah, permaisuri kedua ini juga berinisiatif membangun asrama putri (Istana Limas) untuk anak-anak yatim piatu dan disekolahkan di Latifah School maupun Madrasah An-Nisa. Selain itu, Tengku Maharatu menggagas pula berdirinya taman kanak-kanak.
Syarifah Latifah atau Tengku Agung diabadikan sebagai nama jembatan serta taman kota nan cantik di Kota Siak. Demikian pula dengan Tengku Maharatu yang namanya dikekalkan untuk nama taman yang tak kalah menawan. dari kedua istri beliau tersebut Sultan Syarif Kasim II tidak memperolah keturunan sampai pada akhirnya beliau meninggal pada usia 74 tahun, beliau tutup usia di Rumbai, Pekanbaru pada tanggal 23 April 1968, dan dimakamkan di dekat lokasi Kerajaan Siak. Atas dedikasi beliau dalam perjuangan kemerdekaan dan atas semakin berkembangnya wilayah Siak khususnya dan Riau pada umumnya, namanya digunakan sebagai nama bandara udara internasional di Kota
Netti/*
KALI DIBACA