Bagaimana Sikap Gentleman Ganjar Saat Menyikapi Hasil Pemilu 2024 - WARTA GLOBAL BALI

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Bagaimana Sikap Gentleman Ganjar Saat Menyikapi Hasil Pemilu 2024

Saturday 23 March 2024


BaliWartaGlobal. id
Ada yang menang dan kalah dalam kompetisi apapun, dalam menyikapi hal tersebut Ganjar dipaslon 3 menyampaikan dari hasil Pemilu 2024.
Jadi belum lama ini, Ganjar hadir di podcast Youtube Ruang Publik. Dia ada bicara sedikit tentang kecurangan pemilu.

Ganjar kemudian menjelaskan tiga babak yang akan dilakukan dia dan timnya untuk pembuktian kecurangan pemilu.

Ganjar bilang, jika ada yang menyebut Pemilu curang, dia mengajak untuk menyampaikan kepada KPU sampai dengan tanggal 20 April. Itu penting sebagai pembuktian di Mahkamah Konstitusi.

Tapi dia bilang, banyak yang cerita kepada dia bahwa ada banyak kecurangan di Pemilu tapi ketika mereka diajak untuk membuktikan di Pengadilan, mereka kebanyakan menolak karena takut. Dan Ganjar tidak bisa memaksa mereka.

Langkah lainnya yang akan dilakukan adalah melalui parlemen yang juga bisa untuk membongkar semuanya. Dia bilang, lupakan Ganjar Mahfud, dia mengajak untuk menjaga demokrasi, dan dia ikhlas dengan hasil apapun.

Dan saya rasa ini poin penting yang paling menarik.

Ganjar bilang sesuatu yang diawali hendaknya bisa diakhiri. Kita tidak boleh marah berkepanjangan. Marah harus ada batasnya, karena ada kondisi yang lebih penting yang dirasakan masyarakat, misalnya harga sembako naik, nilai rupiah melemah dll. Kita harus berbicara Indonesia ke depan, jangan sampai para elit berkonflik.

Dari penjelasan Ganjar tadi, saya menangkap bahwa dia sudah siap menerima hasil apapun, tapi tetap berjuang untuk membuka kejanggalan dalam pemilu. Seperti yang saya katakan, hak angket adalah cara yang lebih baik ketimbang turun ke jalan dan menyebabkan gangguan ketertiban.

Hak angket adalah cara konstitusional, sesuai aturan, dan tidak menyebabkan kericuhan di tempat umum.

Daripada turun ke jalan, lebih efektif pakai hak angket. Demo di jalanan, bikin macet, mengganggu kenyamanan pengguna jalan, yang ada malah antiklimaks. Masyarakat jadi tidak simpatik dan tidak mendukung. Pendemo malah dianggap bikin semak, dan tujuan utama mereka berdemo yaitu menuntut diusutnya kecurangan dalam pemilu, tidak akan dipercaya masyarakat.

Benar kata Ganjar, ada banyak masalah serius yang dihadapi masyarakat sekarang ini, yaitu harga beras naik, harga kebutuhan pokok naik, pajak-pajak bakal naik, subsidi akan dipangkas, hidup makin sulit, ekonomi global tidak menentu akibat perang. Kita harus melihat ke depan, jangan sampai terjadi konflik besar yang malah makin merugikan negara ini.

Sekali lagi, ini bukan berarti saya mendukung Prabowo-Gibran. Saya cuma menghormati hasil pemilu apapun itu, dan saya juga mendukung supaya hak angket dilaksanakan. Karena itulah cara paling baik di antara semua cara yang ada. Demo di jalan sampai rusuh, tidak ada gunanya. Rakyat malah makin benci.

Jangan ulangi kejadian kayak pilpres sebelumnya, ada capres yang kalah, tidak terima, ngakunya menang sampai sujud syukur, ngakunya menang di quick count internal, dan terjadi demo sampai rusuh. Ini cara yang pengecut. Jangan sampai kejadian ini terulang lagi.

Terus ada tanya lagi, masa kekacauan pemilu dibiarkan begitu saja? Menerima hasil pilpres artinya semua manuver ugal-ugalan, cawe-cawe dan intervensi selama pilpres dibiarkan begitu saja? Bukan itu intinya. Menerima hasil pilpres itu artinya menghormati hasil, tapi bukan berarti ikut membiarkan semua tindakan-tindakan yang dianggap buruk selama pilpres.

Ada yang tanya, tapi, kan, sayang banget negara ini dipimpin oleh orang-orang yang mendapatkan keuntungan dari pemilu itu sendiri. Ya mau gimana lagi, itu pilihan masyarakat tidak peduli apakah itu murni dari hati mereka, atau karena dipengaruhi psikologisnya.

Bagaimana menurut Anda?
Sumber Xhardy
Netti/*


KALI DIBACA