Jurnalis Indonesia : Polisi Tangkap Polisi, *Publik Minta Kepolisian Beserta Keluarganya Stop Tidak Lagi DiFasilitasi Negara* - WARTA GLOBAL BALI

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Berita Update Terbaru

logoblog

Jurnalis Indonesia : Polisi Tangkap Polisi, *Publik Minta Kepolisian Beserta Keluarganya Stop Tidak Lagi DiFasilitasi Negara*

Saturday 23 March 2024


Bali WartaGlobal. idMEDAN 
Oknum personel Polres Serdang Bedagai bernama AKP Supriadi diduga terlibat dalam dugaan penipuan modus masuk Akpol bayar Rp 1,3 Miliar.

la pun menjadi saksi di Subdit IV Renakta Polda Sumut atas dugaan keterlibatannya.

Terakhir, pada Jumat 15 Maret lalu, ketika penyidik hendak menyita Handphone nya, ia malah menghancurkan handphone ke atas ulekan cobek berbahan batu sampai terbakar.
Jadi pertanyaan kenapa dihancurkan, artinya ketakutan bukti  terbongkar. 

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut Kombes Sumaryono mengatakan, Supriadi merupakan orang yang memperkenalkan korban bernama Afnir dengan terduga pelaku NW.

Statusnya perwira pertama Polri itu pun masih sebagai saksi dugaan penipuan.

"Sebagai saksi, perannya penghubung antara korban dan pelaku, makanya perlu disita handphonenya," kata Kombes Sumaryono, Selasa (20/3/2024).

Pasca perdebatan antara penyidik Subdit IV Renakta Ditrreskrimum Polda Sumut yang hendak menyita handphone dengan
keluarga AKP Supriadi, personel Polda Sumut melapor ke Propam Polda Sumut.

Supriadi diduga menghalangi dan melakukan perintangan penyidikan.

"Atas perbuatannya, Supriadi dilaporkan ke Propam Polda Sumut,"kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi, menambahi.

Diberitakan sebelumnya, Afnir, toke beras asal Serdang Bedagai diduga tertipu seorang wanita berinisial NW dengan modus meluluskan anaknya masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol) senilai Rp 1,350 Miliar.

Lalu, korban melapor ke Polda Sumut dan Polisi pun menyelidikinya.

Berdasarkan keterangan dan bukti dari korban, kerugian ditaksir senilai Rp 1,350 Miliar yang diserahkan kepada terlapor NW secara bertahap.

Kombes Sumaryono, awalnya korban diduga sempat dijanjikan anaknya akan lulus Bintara Polri hingga masuk ke Akademi Kepolisian (Akpol) pada penerimaan tahun 2024.

Setelah uang diserahkan, anaknya tak kunjung lulus. Sampai akhirnya pelapor meminta uangnya dikembalikan tapi tak kunjung dikembalikan.

"Kerugian, berdasarkan keterangan pelapor total 1,350 M. Sejalan waktu, uang sudah diterima NW baik secara tunai dan transfer, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan nasib anak korban."

Kombes Sumaryono mengatakan, dugaan penipuan modus masuk Akpol bermula pada bulan Maret 2023, ketika anak korban mencoba mendaftar menjadi anggota Bintara Polri, tapi dinyatakan tidak memenuhi syarat.
Dugaan ada personel polisi yang mengarahkan atau memperkenalkan korban kepada pelapor NW.
 Agustus 2023 korban menyerahkan uang sebesar Rp 500 juta supaya anaknya lulus menjadi anggota Bintara Polri.

Setelah itu, rupanya korban diduga kembali ditawari supaya mendaftar

kembali ditawari supaya mendaттar ке Akademi Kepolisian (Akpol) saja dengan menambah uang sebesar Rp 700 juta dan disanggupi korban.

Selanjutnya, NW diduga meminta beras dengan nominal diduga Rp 150 juta kepada korban tanpa bayar karena dihitung biaya anaknya masuk ke Akpol.

 Total kerugian korban ditaksir mencapai Rp 1,350 Miliar, terbagi uang dan beras.

Mulanya masuk Bintara Rp 500 juta, kemudian ditawarkan ke Akpol nambah lagi Rp 700 juta masuknya di tahun 2024. Si Nina ini beli beras, bilang termasuk potong dari biaya itu, masuk Polisi,"ujarnya

Publik mempertanyakan banyaknya oknum Polisi melakukan kejahatan, apakah ini terkait gaya hidup?? 

Sudah cukup kenikmatan diberikan kepada Polisi beserta keluarganya. 
Netti/*
#President RI
#ListyoSigit
#MabesPolri
#KPK



KALI DIBACA