MANGUPURA, wartaglobalbali.Id – Bali, yang dikenal sebagai surga bagi wisatawan asing, kini menghadapi masalah serius terkait perilaku sejumlah orang asing yang mulai mengambil alih lapangan pekerjaan UMKM lokal. Meski sektor pariwisata menunjukkan pemulihan pasca-pandemi Covid-19, tren peningkatan kedatangan wisatawan asing justru diiringi dengan maraknya aktivitas ilegal yang meresahkan masyarakat.
Wisatawan Asing Bikin Geng dan Lakukan Kekerasan
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, I Gusti Rai Suryawijaya, mengungkapkan bahwa kondisi pariwisata Bali saat ini sudah memprihatinkan. Ia menyebut adanya sindikat atau geng yang dibentuk oleh oknum orang asing di Bali.
"Bahkan ada geng atau sindikat dari oknum-oknum orang asing yang punya geng di Bali. Misalnya, ada kejadian WNA yang salah, WNA berani melakukan kekerasan, intimidasi, perkelahian, dan memukul warga lokal. Ini sudah tidak benar," tegas Rai dalam pesan suara yang diterima wartaglobalbali.Id awal Mei 2025.
Ia menegaskan bahwa aparat keamanan dan imigrasi harus mengambil tindakan tegas untuk mengatasi masalah ini.
Pekerjaan UMKM Lokal Mulai Diambil Alih
Fenomena orang asing yang mengambil alih pekerjaan UMKM lokal bukan hal baru di Bali. Rai menyebut beberapa contoh seperti turis asing yang berprofesi ilegal sebagai makelar tanah, penyedia jasa sewa motor, hingga fotografer dan model.
"Ada juga turis asing yang berprofesi ilegal di Bali sebagai makelar tanah, jasa penyewaan sepeda motor, hingga foto model," ujarnya.
Arsitek Asing Ilegal Ancam Identitas Budaya Bali
Masalah serupa juga diungkapkan oleh Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Bali, I Wayan Agus Novi Dharmawan. Ia menyatakan bahwa semakin banyak arsitek asing yang menawarkan jasa secara ilegal di Bali, terutama melalui media sosial.
"Mereka dengan mudah menawarkan jasa mereka bahkan secara terbuka lewat sosial media. Kami menduga arsitek-arsitek itu tidak mengantongi izin. Karena kalau mengurus izin pasti banyak persyaratan," jelas Agus saat ditemui di Denpasar.
Keberadaan arsitek asing ilegal ini tidak hanya menciptakan persaingan tidak sehat, tetapi juga mengancam identitas arsitektur Bali. Agus mengkritik maraknya bangunan bergaya Eropa yang tidak mencerminkan kekhasan Bali.
"Itu terlihat banyak bangunan baru dengan desain bergaya Eropa. Bentuknya kubus, dindingnya kaca semua. Kalau difoto, sudah nggak kelihatan di Bali. Identitas lokal kita dilabrak habis-habisan," kritiknya.
18 Sektor Usaha yang Sudah Dikuasai Wisatawan Asing
Berdasarkan data yang dihimpun Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Bali tahun 2021-2022, setidaknya ada 18 sektor usaha di Bali yang sudah dikuasai oleh wisatawan asing, antara lain:
1. Makelar Visa ke Bali
2. Instruktur Surfing
3. Fotografer
4. Makelar Tanah
5. Photo Model
6. Guide ilegal bawa tamu keliling Bali (nyetir sendiri)
7. Instruktur Fitness
8. Instruktur Yoga
9. Jasa pembuatan website
10. Agen penyewaan vila di Airbnb
11. Pekerja housekeeping di vila milik orang asing
12. Karyawan night club dan kafe milik orang asing
13. Penjual makanan sehat/vegan via WhatsApp
14. Freelance guide untuk aktivitas wisata
15. Penyewaan sepeda motor antar orang asing
16. Penerjemah bahasa asing ke Indonesia
17. Seks bebas
18. Pembangunan pabrik narkoba
Diskusi Pariwisata Berkualitas untuk Cari Solusi
Data ini akan dibahas dalam Diskusi Pariwisata Berkualitas yang digelar oleh SMSI Badung pada Selasa, 20 Mei 2025, di Ruang Kerta Gosana, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung.
Diskusi ini bertujuan menjaring pemikiran dan menyatukan persepsi tentang pentingnya menata manajemen destinasi Bali agar perkembangan pariwisata tetap berkualitas dan tidak merugikan masyarakat lokal.
Pemerintah, aparat keamanan, dan stakeholder pariwisata diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini sebelum semakin merusak tatanan sosial dan ekonomi di Bali. (B13NY)
#Bali #Pariwisata #WisatawanAsing #UMKM #PHRI #IAIBali #SMSIBali #DiskusiPariwisata
KALI DIBACA