
Jakarta, WartaGlobalBali.Id – Aksi unjuk rasa besar-besaran yang digelar massa buruh sejak Kamis (28/8/2025) pagi di sekitar gedung DPR/MPR RI berlangsung panas dan berakhir dengan insiden tragis. Seorang driver ojek online (ojol), Affan Kurniawan, dilaporkan meninggal dunia setelah tertabrak kendaraan Barracuda milik Brimob pada Kamis malam. Peristiwa ini memicu kecaman luas dan mendalam dari berbagai pihak.
Aksi demo yang dimulai sejak pagi hari itu menyuarakan enam tuntutan utama kepada pemerintah. Massa buruh membubarkan diri sekitar pukul 13.00 WIB, namun suasana mencekam kembali tercipta menjelang malam hari dengan terjadinya insiden berdarah yang kini viral di media sosial.
Tuntutan Massa Buruh
Para buruh yang berasal dari berbagai serikat dan lembaga menuntut sejumlah perubahan kebijakan yang mereka anggap pro terhadap nasib pekerja. Keenam tuntutan tersebut adalah:
1.Hapus Outsourcing dan Tolak Upah Murah: Sistem outsourcing dinilai mengeksploitasi tenaga kerja dan upah yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan hidup layak.
2.Stop PHK: Bentuk Satgas PHK:
Buruh menuntut dihentikannya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dan pembentukan satuan tugas khusus untuk menangani persoalan ini.
3.Reformasi Pajak Perburuhan:
Tuntutan mencakup kenaikan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) menjadi Rp 7.500.000 per bulan, serta penghapusan pajak untuk pesangon, Tunjangan Hari Raya (THR), dan Jaminan Hari Tua (JHT). Mereka juga menolak diskriminasi pajak bagi perempuan yang sudah menikah.
4.Sahkan RUU Ketenagakerjaan tanpa Omnibus Law:
Buruh menginginkan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang khusus melindungi nasib pekerja tanpa dibebani aturan omnibus law.
5.Sahkan RUU Perampasan Aset: Berantas Korupsi:
Tuntutan ini menunjukkan dukungan terhadap pemberantasan korupsi melalui pengesahan RUU Perampasan Aset.
6.Revisi RUU Pemilu: Redesain Sistem Pemilu 2029:
Massa juga menyentuh soal politik dengan menuntut perubahan sistem pemilu untuk 2029.
Insiden Tewasnya Driver Ojol
Tragedi terjadi pada malam hari di kawasan Pejompongan, Jakarta. Affan Kurniawan, seorang driver ojol, dilaporkan meninggal dunia setelah dilindas oleh kendaraan Barracuda milik Korps Bersenjata Kepolisian (Brimob). Video yang memperlihatkan detik-detik insiden tersebut menyebar luas di berbagai platform media sosial dan memantik amarah netizen.
Saat ini, jenazah Affan Kurniawan telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk proses autopsi dan identifikasi lebih lanjut. Kondisi di sekitar lokasi insiden masih tegang.
Tanggapan Perusahaan dan Pemerintah
Menanggapi insiden tersebut, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebagai perusahaan induk layanan ojol menyampaikan pernyataan resmi.
"Kami menyampaikan duka cita yang mendalam dan keprihatinan atas terjadinya insiden di Pejompongan. Doa dan simpati tulus kami sampaikan untuk korban serta keluarga yang terdampak," kata Direktur Public Affairs & Communications GOTO, Ade Mulya, dalam keterangannya pada Kamis (28/8).
Ade menegaskan bahwa pihaknya sedang melakukan investigasi mendalam dan berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk mendapatkan kejelasan identitas korban dan kronologi insiden. "Kami akan terus menyampaikan informasi resmi apabila terdapat perkembangan baru terkait insiden ini. Kami juga mengimbau seluruh pihak untuk menjaga keamanan dan ketertiban sehingga situasi tetap kondusif," tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, kepolisian belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai penyebab dan pertanggungjawaban atas insiden tersebut.
Kecaman dari Pimpinan Media dan Organisasi
Maichel Benedictus (Romo Benny), Pimpinan Redaksi WartaGlobalBali.Id sekaligus Pelaksana Tugas Ketua DPW Persatuan Duta Pena Indonesia (PWDPI) Bali, menyampaikan kecaman keras dan duka citanya.
"Kami mengecam keras dan mengucapkan Turut Berduka atas Peristiwa tewasnya Ojol Saudara Affan. Kiranya pihak Kepolisian bertanggung jawab dan Pemerintah Indonesia turut hadir untuk rakyatnya yang manusiawi dan berkeadilan. Ini merupakan bentuk pelanggaran HAM berat dan harus dipertanggungjawabkan," tegas Romo Benny.
Insiden ini diperkirakan akan meningkatkan tensi politik dan menuntut penyelesaian yang transparan dan adil dari aparat penegak hukum. Publik menunggu tindak lanjut dan pertanggungjawaban dari pihak kepolisian terkait tewasnya warga sipil dalam pengawalan demonstrasi.
(MCB/WartaGlobalBali.Id)
KALI DIBACA