
Jakarta, [Tanggal] - Dalam era informasi yang begitu cepat dan dinamis, pekerja pers memiliki peran krusial dalam membentuk opini publik dan menyampaikan kebenaran. Namun, ketika ritme narasi lebih mengutamakan sensasi daripada fakta, reputasi pekerja pers dapat mengalami kegagalan besar.
Pekerja pers yang seharusnya menjadi pilar utama dalam menyampaikan informasi yang akurat dan objektif, malah terjebak dalam permainan ritme narasi yang mengabdi pada kebodohan. Mereka lebih fokus pada mencari sensasi dan meningkatkan rating daripada menyajikan informasi yang berkualitas dan berimbang.
Akibatnya, kepercayaan masyarakat terhadap pekerja pers semakin menurun. Publik menjadi skeptis dan merasa bahwa informasi yang disajikan tidak dapat dipercaya. Kegagalan reputasi ini tidak hanya berdampak pada pekerja pers itu sendiri, tetapi juga pada masyarakat yang membutuhkan informasi yang akurat dan objektif.
Untuk menghindari kegagalan reputasi, pekerja pers perlu mengembalikan fokus pada nilai-nilai jurnalistik yang sebenarnya, seperti akurasi, keobjektifan, dan integritas. Dengan demikian, pekerja pers dapat membangun kembali kepercayaan masyarakat dan menjalankan peran mereka sebagai penyampai informasi yang berkualitas.
Jangan hanya bisa berdalih pada kebebasan Pers saja tapi tidak paham pada penjabarannya. Negara rusak oleh Pers yang berkiblat hati dengan kebodohan.
Sumber : Pustaka Nasional
#Pers Indonesia
KALI DIBACA