
Foto: Penabuh Divya Pradhana Bhakti GKPB.
Badung, WartaGlobalBali.Id – Kampus Dhyana Pura menjadi saksi bisu suksesnya gelaran Festival Seni GKPB 2025 pada Sabtu, 1 November 2025. Mengusung tema sentral “Menjadi Gereja Pembawa Damai,” festival ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi semata, tetapi lebih sebagai sebuah gerakan kebersamaan yang merajut perdamaian melalui beragam ekspresi seni di lingkungan Gereja Kristen Protestan di Bali (GKPB).
Dalam sambutannya yang penuh syukur, Ketua Panitia Festival Seni GKPB 2025 menyampaikan, “Puji syukur kepada Tuhan dan terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada seluruh Tim Kerja, warga GKPB, para Pendeta, serta donatur yang telah mendukung penuh acara ini. Semangat kebersamaan inilah yang menjadi nyawa dari tema kita, menjadi gereja pembawa damai.”
Kolaborasi Seni, Iman, dan Budaya yang Apik
Festival ini menghadirkan serangkaian kegiatan yang kaya, mencakup Bidang Seni Rupa (lomba mewarnai dan menggambar), Lomba Tari Malaikat yang sakral, serta Temu Kangen bagi pemuda-pemudi GKPB. Suasana semarak terpancar dari dekorasi khas dan partisipasi aktif peserta, terutama anak-anak dan kaum muda yang mengenakan atribut budaya, menciptakan kolaborasi memukau antara seni modern dan tradisional Bali.
Puncak acara berpusat pada Final Lomba Tari Malaikat di Ruang Gedung E. Pembukaannya diwarnai prosesi adat yang khidmat, ditandai dengan penancapan Kayonan atau Gunungan oleh Sekretaris Umum (Sekum) GKPB yang diterima dari seorang penari. Prosesi sakral ini diiringi alunan gamelan Gong Kebyar yang dimainkan secara apik oleh penabuh Divya Pradhana Bhakti GKPB.
Dalam renungannya yang membawakan Mazmur 150, Sekum GKPB menggarisbawahi makna mendalam tarian ini. “Firman Tuhan dalam Mazmur 150 dengan jelas menyebutkan, ‘...pujilah Dia (Tuhan) dengan tari-tarian,... dan dengan permainan seruling.’ Apa yang kita saksikan hari ini adalah implementasi langsung dari firman tersebut, di mana seni dan iman berpadu menjadi satu pujian bagi kemuliaan-Nya,” ujarnya.
Sementara di Aula Gedung SMK Wira Harapan, berbagai lomba seni rupa berlangsung meriah, berhasil menarik partisipasi dari berbagai komunitas dan jemaat dari berbagai wilayah.

Foto : (kiri) Ibu Warsih bersama King Salomon Benedictus Juara 3 melukis
Prestasi Gemilang LKSA Widhya Asih Blimbingsari
Sorotan khusus dalam festival ini adalah prestasi gemilang yang ditorehkan oleh anak-anak asuhan LKSA Widhya Asih Blimbingsari, Jembrana. Mereka menunjukkan kedisiplinan dan talenta luar biasa dengan menjuarai berbagai kategori.
Dalam lomba melukis, Deandra berhasil meraih Juara 1, sementara King Salomon Benedictus meraih Juara 3. Tidak kalah membanggakan, untuk Lomba Tari Malaikat kategori anak-anak, mereka berhasil masuk dalam 3 Finalis Terbaik. Prestasi ini membuktikan bahwa kedisiplinan dan kasih yang ditanamkan dapat menorehkan prestasi luar biasa, membentuk karakter serta mental juara yang dibarengi dengan nilai-nilai cinta Tuhan untuk menjadi berkat bagi Pulau Bali dan dunia.

Foto : (kiri) I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn bersama Mr Jonathan dari Yayasan Narwastu
Seni Sebagai Warisan dan Ekspresi Universal
Pandangan mendalam datang dari akademisi dan seniman, I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn. Ia menyebut festival ini sebagai momentum yang sangat positif. “Seni, apapun bentuknya, adalah hasil kreativitas yang bisa digunakan sebagai persembahan, wujud rasa syukur, serta media ekspresi untuk memuji Tuhan. Makanya, sayapun mencurahkan perhatian dan terlibat langsung di dalamnya,” papar pria yang akrab disapa Pak Rate ini.
Apresiasi tinggi juga datang dari Mr. Jonathan dari Yayasan Narwastu - Bali. Ia menegaskan bahwa kegiatan seperti ini patut diwariskan (Legacy). “Kesenian itu indah secara universal. Festival semacam ini tidak hanya memperkaya rohani jemaat tetapi juga menjadi warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang,” ungkapnya.
Penutupan yang Penuh Makna
Festival yang penuh sukacita ini ditutup dengan pengumuman para pemenang dari berbagai kategori lomba. Acara penutupan secara resmi ditandai dengan pencabutan Kayonan oleh Sekum GKPB, yang kemudian diserahkan kepada Ketua Tim Kerja Festival Seni GKPB 2025, mengakhiri rangkaian acara dengan tertib dan penuh makna.
Bendahara GKPB dalam sambutan penutupnya mengajak seluruh jemaat untuk terus mendukung kegiatan ini. “Mari kita dukung kegiatan positif ini di tahun-tahun mendatang. Bila perlu, jenis kegiatan dan lombanya kita tambah lagi untuk semakin memeriahkan dan merangkul lebih banyak talenta,” ajaknya.
Festival Seni GKPB 2025 tidak hanya meninggalkan kenangan indah dan prestasi membanggakan, tetapi juga memperkuat fondasi persaudaraan, harmoni, dan perdamaian, tepat menyambut Dirgahayu GKPB pada 10 November 2025 mendatang. (MCB)
KALI DIBACA

