
LABUAN BAJO, Wartaglobalbali.id,
30 Desember 2025 – Operasi pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan untuk menangani musibah tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di Perairan Selat Padar, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memasuki hari kelima. Unsur-unsur SAR, termasuk Kapal Negara (KN) Grantin P. 211 dari Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PPLP) Kelas II Tanjung Perak, terus melakukan upaya intensif meski dihadapkan pada kendala medan laut terbuka dengan arus kuat dan gelombang tinggi.
Insiden yang terjadi pada malam 26 Desember 2025 tersebut segera ditindaklanjuti oleh Pangkalan PLP Tanjung Perak. Setelah menerima informasi awal melalui Pusat Komando dan Pengendalian (Puskodal) atau Maritime Command Center (MCC), Kepala Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Perak, Capt. Rusmanu, S.H., M.M., M.Mar., langsung memerintahkan pengerahan KN. Grantin P. 211 beserta Rigid Inflatable Boat (RIB) untuk bergabung dalam operasi kemanusiaan tersebut.

“KN. Grantin P. 211 ditugaskan untuk melaksanakan operasi SAR laut, melakukan penyisiran permukaan, membantu pemantauan titik pencarian, serta berkoordinasi dengan seluruh unsur terkait,” jelas Capt. Rusmanu dalam rilis resmi yang diterima media, Selasa (30/12).
Operasi gabungan ini melibatkan berbagai pihak, antara lain Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI AL, dan Polisi Perairan dan Udara (Polairud). Fokus utama pencarian adalah menemukan empat Warga Negara Asing (WNA) asal Spanyol yang hingga kini masih dinyatakan hilang.
Satu Korban Ditemukan, Serpihan Kapal Teridentifikasi
Hingga laporan ini dibuat, perkembangan operasi hingga hari keempat (29/12) menunjukkan hasil yang pilu. Pada pagi hari 29 Desember, tim SAR gabungan berhasil menemukan dan mengevakuasi satu jenazah perempuan di perairan utara Pulau Serai, yang diduga kuat merupakan korban musibah KM Putri Sakinah.
Selama proses pencarian hari ketiga, tim juga berhasil mengidentifikasi berbagai serpihan dan barang milik kapal di sekitar radius lokasi kejadian. Temuan tersebut meliputi pelampung penolong (life jacket) dan bagian badan kapal, yang menjadi petunjuk penting dalam analisis pencarian.
Cuaca Ekstrem Jadi Kendala Utama
Capt. Rusmanu mengungkapkan bahwa tantangan terberat yang dihadapi tim di lapangan adalah faktor cuaca. “Kendala cuaca berupa arus yang kuat, hujan deras, serta gelombang tinggi menjadi tantangan utama bagi tim SAR di lapangan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa meski kondisi alam tidak bersahabat, proses pencarian tetap dijalankan secara intensif dan maksimal dengan tidak mengabaikan aspek keselamatan personel. “Operasi SAR terus berlanjut dengan harapan dapat segera menemukan semua korban secepat mungkin,” tambahnya.
Komitmen Negara di Laut
Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, melalui Pangkalan PLP Tanjung Perak, menegaskan komitmennya untuk terus hadir dan bersinergi dalam setiap operasi kemanusiaan di laut. Kehadiran negara dalam penanganan keadaan darurat maritim, seperti operasi SAR ini, bertujuan untuk memastikan perlindungan jiwa manusia, mendukung keselamatan pelayaran nasional, serta memperkuat ketahanan maritim Indonesia.
Operasi SAR di Selat Padar masih terus dilanjutkan. Masyarakatakat diimbau untuk menghindari wilayah operasi dan memberikan informasi yang relevan kepada pihak berwajib jika memiliki data pendukung. Keluarga korban juga terus didampingi oleh tim psikolog dan pihak terkait. (MCB)
KALI DIBACA

