Ogoh-ogoh digambarkan sebagai sebuah elemen buruk dalam diri manusia yang harus dihilangkan atau dimusnahkan untuk membawa kembali elemen baik sebelum menyambut Hari Raya Suci Nyepi.
Tradisi Ogoh-ogoh biasanya dilakukan dengan cara parade atau pawai. Parade ogoh-ogoh dilakukan satu hari sebelum Hari Raya Nyepi, yakni pada hari Minggu, 10 Maret 2024.
Ogoh-ogoh merupakan cerminan sifat negatif yang dimiliki setiap manusia. Oleh karena itu, ogoh-ogoh dibuat dengan desain yang besar dan menyeramkan sebagai simbol dari Bhuta Kala.
Bhuta Kala menggambarkan kekuatan alam semesta dan waktu yang besar dan tidak terbantahkan.
Semaya Baya dari sesetan merupakan Ogoh-ogoh juara 1 dari sesetan Denpasar Selatan. Dari St. Canti Graha 6
Gambaran Bhuta Kala yang besar, menyeramkan dengan kuku panjang, taring tajam, disimbolkan sebagai sifat negatif dari diri manusia.
Dalam puncak pawai, setelah diarak ogoh-ogoh akan dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh ini dilakukan untuk menghilangkan energi negatif dari Bhuta Kala.
Proses pembakaran ini juga diibaratkan sebagai cara untuk memurnikan diri dan siap untuk menyambut Hari Raya Suci Nyepi.
Netti/*
KALI DIBACA