Pendiri Genta Nusantara Gelar Pentas Lawak di Natal GKPB Sabda Urip Sega, Wujud Nyata Pembumian Pancasila dalam Kemajemukan - Warta Global Bali

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Pendaftaran Jurnalis

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

Pendiri Genta Nusantara Gelar Pentas Lawak di Natal GKPB Sabda Urip Sega, Wujud Nyata Pembumian Pancasila dalam Kemajemukan

Wednesday, 31 December 2025


Bunutan, Karangasem, Wartaglobalbali.id - 27 Desember 2025. Di lereng timur Bukit Lempuyang, Banjar Sega, Desa Bunutan, gereja bergaya arsitektur Bali yang megah, GKPB Jemaat "Sabda Urip", menjadi saksi hidup harmoni umat beragama. Dua hari pasca perayaan Natal 25 Desember, gereja yang berdiri sejak April 1964 ini kembali menggelar perayaan Natal bersama yang sarat makna kerukunan dan implementasi nyata nilai-nilai Pancasila.

Perayaan yang berlangsung pada sore hari itu diawali dengan ibadah yang dilayani oleh dua pendeta: Pdt. Somenifati Hia, S.Th. dan Pdt. Dr. I Nengah Ripa, M.Th.—yang merupakan putra asli Banjar Sega. Namun, esensi perayaan justru terlihat kuat dalam aktivitas sebelum dan sesudah ibadah.

Sebelum ibadah, warga Jemaat Sabda Urip (JSU) Sega bersama masyarakat setempat melakukan tradisi mebat atau mengolah masakan bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan magibung, tradisi makan bersama khas Bali. Ritual kuliner ini bukan sekadar santap, melainkan simbol persatuan dan kerja sama nyata antarwarga lintas iman.


Usai ibadah, perayaan semakin meriah dengan kehadiran perwakilan pemerintah dan TNI-Polri. Kapolsek Abang, dalam sambutannya, secara tegas menekankan pentingnya mempertahankan toleransi dan kerukunan umat beragama yang telah terjalin di Desa Bunutan, khususnya Banjar Sega. Hadir pula Kepala Desa Bunutan dan Kepala Dusun Sega, menandakan dukungan penuh pemerintah desa terhadap kebersamaan ini.

Puncak acara diisi dengan pentas seni budaya yang dibawakan kelompok lawak RDY, bagian dari kelompok seniman dari "Genta Nusantara". Pentas lawak ini sukses memecah gelak tawa sekaligus menyisipkan pesan-pesan perdamaian, toleransi, dan kerukunan dari perspektif seni. Tradisi Natal di Sega dikenal selalu dihadiri oleh "nyama braya" atau saudara dari umat Hindu, yang turut memadati acara ini.

"Pesan-pesan yang disampaikan sangat mengedukasi, terutama kepada generasi muda, berkaitan dengan pembumian Pancasila di tengah-tengah masyarakat," ujar salah satu panitia melalui pesan WhatsApp, menyoroti efektivitas seni sebagai medium penyampai nilai.


Pendapat tersebut diamini oleh akademisi dan seniman, I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn. dari Universitas Dhyana Pura Bali. "Saya berharap pembumian nilai-nilai Pancasila dapat terus dilakukan seperti ini, sehingga toleransi tidak hanya sebatas wacana. Harus ada aktivitas nyata yang membumikannya di tahun-tahun mendatang," ujarnya penuh harap.

Kekhusyukan dan kegembiraan acara juga dirasakan oleh tamu dari jauh. Filemon dan rekannya asal Gunungkidul yang kebetulan berkunjung menyatakan kekaguman mereka. "Sangat berkesan karena bisa menemukan kerukunan dan toleransi yang nyata di desa Bunutan. Ini pengalaman yang langka dan membanggakan," tutur Filemon kepada awak media.

Atas nama GKPB Jemaat Sabda Urip Asah Sega, I Made Sudiana menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak, termasuk Pendeta, warga jemaat, diaspora yang diketuai Marga Dyvia (yang juga Ketua Panitia Natal 2025), serta seluruh masyarakat yang terlibat.

Perayaan Natal di GKPB Sabda Urip Sega ini telah menjadi bukti konkret bahwa kemajemukan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang dapat dirayakan bersama. Melalui seni, tradisi, dan silaturahmi nyata, Genta Nusantara dan seluruh komponen masyarakat Bunutan menunjukkan cara "Membumikan Pancasila di Tengah Kemajemukan Masyarakat" dengan cara yang hangat, meriah, dan penuh makna.

Selamat Natal 25 Desember dan Tahun Baru 1 Januari 2026. Semoga kerukunan dan perdamaian senantiasa menyertai. (MCB)

KALI DIBACA