
Jakarta, WartaGlobal.Id – 8 Juli 2025
Wawasan Hukum Nusantara (WHN), sebuah organisasi sosial kemasyarakatan yang beranggotakan para praktisi dan akademisi lintas disiplin ilmu, termasuk di dalamnya para ahli pelayaran, mengambil langkah konkret untuk mengurangi angka kecelakaan kerja di laut. Melalui program pelatihan dasar keselamatan pelayaran, WHN berupaya meningkatkan pemahaman nelayan Kabupaten Lingga dalam menghadapi risiko kecelakaan di perairan, terutama akibat tubrukan dengan kapal niaga.
Kabupaten Lingga, sebagai wilayah kepulauan, memiliki aktivitas perikanan yang tinggi. Namun, minimnya pemahaman nelayan tentang aturan navigasi dan prosedur keselamatan seringkali berujung pada insiden kecelakaan, seperti tubrukan dengan kapal-kapal besar. Data menunjukkan bahwa banyak kasus kecelakaan terjadi karena ketidaktahuan nelayan dalam mengantisipasi pergerakan kapal niaga dan kurangnya kemampuan dalam memberikan sinyal darurat.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum WHN, Capt. Arqam Bakri, S.E., M.Mar., MBA, yang juga seorang praktisi pelayaran, mengungkapkan bahwa organisasinya akan segera meluncurkan program pelatihan khusus bagi nelayan Lingga.
"Kami berkomitmen untuk memajukan Lingga dari berbagai aspek, termasuk pendidikan, ekonomi, serta meningkatkan kemampuan praktis para nelayan. Dengan pelatihan ini, kami harap angka kecelakaan bisa ditekan dan perekonomian nelayan semakin stabil," tegas Arqam dalam wawancara telepon dengan WartaGlobal.Id.
WHN akan memberikan dua pelatihan utama yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan nelayan saat melaut:
1. Dasar-Dasar Pengetahuan P2TL (COLREG – Collision Regulation)
- Nelayan akan diajarkan tentang Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (COLREG), termasuk cara membaca arah kapal niaga, teknik menghindari tubrukan, dan manuver yang aman.
- Pemahaman ini penting agar nelayan tidak melakukan gerakan tiba-tiba yang membingungkan nahkoda kapal besar, sehingga risiko tabrakan dapat diminimalisir.
2. Teknik Bertahan Hidup di Laut dan Prosedur Visual Meminta Pertolongan
- Pelatihan ini mencakup cara bertahan hidup di laut jika terjadi kecelakaan, seperti penggunaan pelampung dan manajemen logistik darurat.
- Nelayan juga akan diajarkan isyarat visual untuk meminta bantuan, seperti:
- Siang hari: menyalakan asap atau menggunakan bendera sinyal.
- Malam hari: memberikan isyarat lampu senter atau suar darurat.
Program ini tidak hanya bertujuan mengurangi kecelakaan, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri nelayan dalam berlayar. Dengan pemahaman yang baik tentang keselamatan, nelayan dapat bekerja lebih efisien dan mengurangi risiko kerugian akibat kecelakaan.
WHN berharap, inisiatif ini dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia yang memiliki tantangan serupa. "Kami ingin nelayan Lingga tidak hanya tangguh dalam mencari ikan, tetapi juga cerdas dalam menjaga keselamatan diri dan kapalnya," tambah Arqam.
Program ini diharapkan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah dan stakeholder terkait. Kolaborasi antara WHN, dinas perikanan, dan pihak kepolisian perairan akan semakin memperkuat efektivitas pelatihan.
Bagi nelayan Lingga yang ingin mengikuti pelatihan, WHN akan segera mengumumkan pendaftaran melalui pemerintah setempat dan media sosial resmi organisasi.
(B13NY)
KALI DIBACA