Insiden "Penganiayaan" Wartawan Terjadi Lagi, Kepala BGN Minta Maaf - Warta Global Bali

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Pendaftaran Jurnalis

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

Insiden "Penganiayaan" Wartawan Terjadi Lagi, Kepala BGN Minta Maaf

Wednesday, 1 October 2025

Foto : Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hidayana melaporkan lebih dari 6.457 orang terdampak keracunan makanan bergizi gratis (MBG).

JAKARTA, WartaGlobalBali.Id – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Handayani, meminta maaf atas insiden yang menimpa wartawan yang diduga dianiaya oleh orang tak dikenal saat meliput di lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Gedong 2, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Insiden ini terjadi menyusul laporan keracunan massal yang dialami puluhan siswa SDN 01 Gedong usai mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG).

Permintaan maaf tersebut disampaikan Dadan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (1/10/2025). Meski mengaku belum menerima laporan resmi mengenai insiden kekerasan tersebut, Dadan menegaskan komitmennya untuk mengklarifikasi kejadian sebenarnya.

"Saya belum dapat laporan resmi, tapi kami minta maaf ya kalau petugas kami melakukan itu," ujar Dadan. "Tapi kami akan tetap segera klarifikasi kejadian yang sebenarnya, cuma apapun bentuknya kekerasan tidak boleh," tegasnya.

Kronologi Insiden dengan Wartawan

Insiden dengan wartawan terjadi pada Selasa (30/9/2025). Wartawan Wartakota, Miftahul Munir, menceritakan bahwa ia bersama rekannya, Kiki, mendatangi kantor SPPG Gedong 2, yang berlokasi di seberang Kampus Unindra, untuk mencari keterangan mengenai MBG yang diduga menyebabkan sekitar 20 murid keracunan.

"Awalnya, saya dikira tukang cuci peralatan makan (*ompreng*) oleh bapak penjaga yang sudah tua, jadi disuruh masuk. Namun, setelah parkir dan saya menyatakan maksud untuk bertemu kepala SPPG, saya justru disuruh keluar," papar Munir.

Merasa prosedur peliputan dihalangi, Munir dan rekannya kemudian keluar dari lokasi sambil memvideokan sosok orang tak dikenal yang diduga sudah marah. Situasi makin memanas ketika sebuah mobil bertuliskan SPPG masuk ke lokasi.

"Saat saya berusaha mengambil gambar mobil itu, si bapak tua tadi melarang. Saya bilang, ini di luar area publik, tidak bisa melarang-larang. Lalu, salah satu pegawai SPPG mendatangi saya dan menjelaskan bahwa bukan di SPPG itu tempat penyediaan MBG yang menyebabkan keracunan, melainkan di sebuah tempat di pinggir jalan dekat samping 'air biru'," jelas Munir.

Dalam kesempatan terpisah, Dadan Handayani menanggapi keluhan sulitnya meliput dapur MBG atau SPPG. Ia membantah hal tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya selalu terbuka selama wartawan mengikuti prosedur.

"Ini bukan sulit. Saya beberapa kali dihubungi oleh wartawan untuk meliput, saya persilahkan. Jadi, memberikan pengetahuan terlebih dahulu. Karena itu kan terkait dengan aspek higienis," jelas Dadan. "Jadi, kalau tiba-tiba masuk, meliput, tidak menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) kan menyalahi prosedur. Jadi, kalau menyampaikan pengetahuan minta izin, pasti kami persilahkan untuk meliput," sambungnya.

Kasus Keracunan Masih dalam Investigasi

Sementara itu, kasus dugaan keracunan massal yang melanda puluhan siswa SDN 01 Gedong, Pasar Rebo, pada Selasa (30/9/2025) masih dalam proses investigasi mendalam. Para siswa dilaporkan mengalami mual dan muntah-muntah usai menyantap menu MBG.

Dadan Handayani mengonfirmasi bahwa investigasi masih berlangsung, meski ia tampak belum yakin dengan jumlah korban yang sebenarnya. "Masih diinvestigasi, dan itu jumlahnya kalau nggak salah berapa delapan ya?" ujarnya.

Insiden ini menyoroti dua masalah krusial: pertama, keamanan dan higienitas program Makan Bergizi Gratis yang digalakkan pemerintah, dan kedua, transparansi serta akses informasi bagi publik dan media dalam mengawasi program tersebut. Permintaan maaf dari pimpinan BGN diharapkan dapat diikuti dengan tindakan korektif dan investigasi yang transparan terhadap kedua insiden ini. (MCB)

#KeracunanSiswa #MBG #SPPG #BadanGiziNasional #DadanHandayani #KekerasanWartawan #SDN01Gedong #JakartaTimur

KALI DIBACA