Karya Jelih Peneduh Umat Digelar di Pura Parahyangan, Rangkaian Upacara Hingga 8 November 2025 - Warta Global Bali

Mobile Menu

Top Ads

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Pendaftaran Jurnalis

Klik

Berita Update Terbaru

logoblog

Karya Jelih Peneduh Umat Digelar di Pura Parahyangan, Rangkaian Upacara Hingga 8 November 2025

Sunday, 9 November 2025

Foto : saat prosesi upacara 


KARANGASEM, BALI – Keluarga besar Pura Dadia Pasek Preteka (Kawi) Banjar Batusesa, Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, bersiap menyelenggarakan sebuah karya agung yang sarat makna spiritual. Karya Jelih yang bertajuk "Peneduh Alit, Nilapati, Ngingkup, Megurupiduka, lan Nangkilang" resmi dimulai pada Rabu, 29 Oktober 2025, di Pura Parahyangan.

Karya agung ini merupakan wujud bakti dan permohonan keselamatan (jelih) untuk meneduhkan, melindungi, serta mengembalikan kesucian diri dan lingkungan. Rangkaian upacara yang berlangsung hampir dua minggu ini akan mencapai puncaknya pada Rabu Umanis Julungwangi, 5 November 2025, yang juga merupakan hari piodalan di pura tersebut.

Dipimpin langsung oleh seorang pemangku yang disegani, Ida Bawati I Made Subawa dari Griya Belatung, Desa Menanga, seluruh rangkaian upacara diyakini akan berjalan lancar dan penuh khidmat. Terlihat beberapa tamu undangan, DPR RI I Nyoman Parta, DPRD provinsi I Nyoman Oka Antara, Perbekel Desa Menanga Hendra Sagita, Bendesa Adat Besakih Jro Mangku Widiartha dan para pejabat , penglingsir, serta tamu kehormatan lainnya.

Rangkaian dan Makna Upacara

Karya Jelih ini terdiri dari beberapa tahapan upacara yang masing-masing memiliki filosofi mendalam:

1. Peneduh Alit & Nilapati: Tahap ini bertujuan untuk menyucikan dan meneduhkan jiwa-jiwa (alit) serta memohon perlindungan mutlak dari segala kekuatan negatif.
2. Ngingkup & Megurupiduka: Proses pembersihan dan penyegaran kembali untuk menghilangkan segala bentuk kotoran alam pikiran dan duka, sehingga individu dan komunitas dapat memulai fase kehidupan baru dengan hati yang bersih.
3. Nangkilang & Puncak Piodalan (5 November 2025): Pada hari Rabu Umanis Julungwangi ini, dilakukan persembahyangan bersama dan penghormatan kepada leluhur serta Ida Sang Hyang Widi Wasa. Momen ini adalah inti dari seluruh rangkaian karya, di mana umat "nangkil" (bersilahturahmi dan memohon berkat) kepada Hyang Widhi.
4. Nyideb (8 November 2025): Rangkaian karya akan ditutup secara resmi pada hari Sabtu, 8 November 2025, dengan upacara Nyideb, yang menandakan berakhirnya seluruh prosesi upacara dengan sempurna.

Foto : Beberapa tamu kehormatan yang hadir

Struktur Kepanitiaan yang Solid

Untuk memastikan kelancaran karya yang kompleks ini, dibentuk kepanitiaan yang terdiri dari putra-putra terbaik Desa Menanga. Mereka bekerja keras mempersiapkan segala aspek, mulai dari prosesi ritual hingga logistik.

*Ketua Panitia: I Wayan Ridana
*Sekretaris: I Wayan Mudiana
*Bendahara: I Wayan Kayun

Sementara itu, tanggung jawab vital di bidang upakara (sarana persembahan) dipercayakan kepada Jro I Ketut Ruta. Keahliannya memastikan semua sarana upacara disiapkan sesuai dengan tuntutan tradisi dan sastra agama.

Ajakan untuk Umat

Kepala Adat Banjar Batusesa dan Ketua Panitia, I Wayan Ridana, melalui siaran persnya mengajak seluruh anggota dadia dan umat sedharma untuk hadir dan bersama-sama meriahkan karya agung ini.

"Atur piuning kami sampaikan kepada seluruh pangempon dan semeton dadia, mari kita bersama-sama ngaturang bakti pada karya agung ini. Kehadiran dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara sekalian merupakan wujud kerukunan dan kesadaran kita akan pelestarian warisan leluhur," ungkapnya.

Dengan diselenggarakannya Karya Jelih ini, diharapkan tercipta ketenteraman dan keseimbangan bagi alam, masyarakat, dan seluruh umat, sekaligus memperkuat tali persaudaraan dalam wadah Dadia Pasek Preteka Banjar Batusesa. (MCB)

KALI DIBACA